It's a beautiful day for everyone, sun shines brightly and people are so cheerful. Except me! Gue nggak ngerti ada apa dengan hidup gue akhir-akhir ini?? Semuanya terasa sempurna menyebalkannya. Semua masalah seakan datang bertubi-tubi tanpa bisa gue selesaikan satu persatu. I feel like drowning in the sea of my own problem. And it feels suck!
Contohnya hari ini. Gue pergi ke Salemba bertiga. Let's call them, Wira and Buli. Gue, Wira dan Buli pergi naik kereta, semua masih baik-aja saat itu. Kita turun di Cikini dan jalan kaki ke Salemba. Kita pikir sih deket, sekalian jalan-jalan juga. Tapi ternyata, it's just so WRONG! It was 2.00 pm when sun shone too bright a.k.a PANAS BANGET! Dehidrasi dan kelaperan -ga sempet makan siang- melanda gue, gue pun cuma bisa terdiam di sepanjang perjalanan. Sampai akhirnya kita pun sampai di Salemba. Well, disini semua berjalan lancar. Selesai urusan, kita pulang dengan wajah berseri-seri. Kita nggak tau aja bakal ada badai menghadang -lebaiii-. Kita pun balik lagi ke stasiun Cikini -kembali jalan kaki dari Salemba-, dan karena Kereta Ekonomi AC baru ada jam 6.00pm, kita pun memutuskan naik kereta Ekonomi biasa. Which is, very-very wrong decision. Di Cikini kereta masih agak lenggang namun menjadi penuh seiring dengan terlewatinya stasiun-stasiun. Sampai pada akhirnya padet-sepadet-padetnya. But, at least, I still can move for a little bit. Kita berniat turun di Stasiun UI, tapi ga bisa karena sebelum kita bisa keluar, orang-orang udah naik. Kita pun kalah -kecuali Buli, MT (Makan Temen) banget dia emang. Hehehe-, gue dan Wira pun berniat turun di stasiun PoCin (Pondok Cina) yaitu stasiun selanjutnya. Disaat ini lah,gue bener-bener ga bisa gerak. There is no space for move even an inch, and it's not a hyperbola. Gue mulai merasakan kekhawatiran. Karena desek-desekan ini, pasti gampang banget buat ngambil hape gue yang berada di kantong. Gue pun mulai merogoh saat ada sedikit space. And I was right, it's already gone. Dan gue ga bisa nuduh siapapun sebagai pelaku, karena semua orang disekitar gue memiliki kesempatan yang sama untuk mengambilnya. Gue cuma bisa bilang ke Wira dengan nada yang datar kalo hape gue ilang. Semua orang disekitar gue saat itu mendengar, tapi acuh, karena hal itu memang pasti sudah sering terjadi. Akhirnya, gue dan Wira pun turun di Pocin. Lemes, ga berdaya. Gue pikir ini cuma kesialan gue aja, tapi ternyata hape Wira juga ilang. What a perfect day, huh??
Dan yang lebih membuat gue stres adalah, gue udah diambang hari eksekusi -UTS-. Gue pun mulai me-recap kesialan-kesialan gue setiap mau ada ujian. UTS semester 1 kemarin, dompet gue ilang. UAS semester 2, gue sakit mata. Gue sakit mata tepat pada hari UAS PA 2, mata kuliah yang paling ga gue bisa. Jadilah gue UAS dengan mata merah dan ga konsentrasi. Hasilnya? Don't ask. Dan sekarang? dua hari lagi gue UTS SP. Bahan buat mata kuliah MK banyak banget dan gue baru nguasain 20%nya,belom ditambah gue ga masuk asistensi dan melewatkan 2 sesi pertemuan. Berasa pinter banget kan gue? Dan dalam saat yang bersamaan tugas-tugas gue mendekati deadline semua, hingga gue ga tau mau memprioritaskan yang mana.
Karena itu, sekarang gue cuma bisa berdoa semoga semuanya bisa berlalu, dan yang jelas gue bener-bener butuh LIBURAN!!!!!
pelajaran yang bisa diambil adalah : jangan naik kereta ekonomi :)
ReplyDelete